- September 30, 2019
- Posted by: Fernando Oktareza
- Category: Edukasi, Kesehatan, News, Teknologi

Smart Palembang – Angin permukaan yang tercatat di BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang umumnya dari arah Tenggara – Selatan dengan kecepatan 4-11 Knot (7-20 Km/Jam) mengakibatkan potensi masuknya asap akibat Karhutbunla ke wilayah Kota Palembang dan sekitarnya.
Hal ini diungkapkan Bambang Beny Setiadji selaku Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Sumber dari LAPAN pada hari ini (30/09) tercatat beberapa titik panas di wilayah sebelah Tenggara Kota Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80% yang berkontribusi asap ke wilayah Kota Palembang yakni pada wilayah Pampangan, Banyuasin 1, Pedamaran, Tulung Selapan, Cengal, Pematang Panggang dan Mesuji. Sedangkan, Intensitas Asap (Smoke) pagi hari (04.00-07.00 WIB) dikarenakan labilitas udara yang stabil (tidak ada massa udara naik) pada saat tersebut
Beny mengungkapkan, fenomena Asap sendiri diindikasikan dengan kelembapan yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara, mengurangi jarak pandang, beraroma khas, perih di mata, mengganggu pernafasan dan matahari terlihat berwarna oranye/merah pada pagi/sore hari
“Hal ini tentunya berpotensi tidak baik jika adanya campuran kelembapan yang tinggi (partikel basah/uap air) sehingga membentuk fenomena Kabut Asap (Smog) yang umumnya terjadi pada pagi hari,” ungkap Beny.
Jarak Pandang Terendah pada pagi hari tanggal 30 September 2019 berkisar 1000-2000 m dengan Kelembapan pada saat itu 94-95% dengan keadaan cuaca Asap (Smoke) yang tidak berdampak pada aktifitas penerbangan di Bandara SMB II Palembang.
Secara Regional, lanjut Beny, munculnya Badai Tropis Mitag di Laut Cina Selatan mengakibatkan kembali adanya aliran massa udara ke arah pusat tekanan rendah badai tersebut, hal ini mengakibatkan penurunan potensi dan intensitas hujan di wilayah Sumsel tiga hari ke depan (1-3 Oktober 2019).
“Secara Lokal, kondisi hujan akibat faktor lokal (awan konvektif) akan tetap berpotensi di wilayah Sumsel dikarenakan kelembapan udara lapisan atas cukup memadai untuk pertumbuhan awan, biasanya hujan yang terjadi berlangsung sebentar, sporadis (berbeda tiap tempat) dan berpotensi petir disertai angin kencang,” katanya.
Beny menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menggunakan masker dan berhati-hati saat bertransportasi pada pagi hari (04.00-07.00 WIB) seiring potensi peningkatan partikel udara kering di udara (asap) dan menurunnya jarak pandang.
“Kami himbau juga kepada masyarakat agar mengkonsumsi banyak air saat beraktifitas di luar rumah untuk menjaga kesehatan dikarenakan udara akan terasa lebih terik pada siang hari karena posisi matahari berada di ekuator (khatulistiwa) dan tetap menghimbau masyarakat tidak melakukan pembakaran baik itu sampah rumah tangga maupun dalam pembukaan lahan pertanian/perkebunan,” pungkasnya.