- May 26, 2020
- Posted by: Bayu Prabowo
- Category: Artikel, Kesehatan
Smart Palembang – Anita Trisiah mahasiswi asal Palembang yang menempuh studi S3 (PhD candidate) di Technische Universiteit Delft berbagi kisah tentang pengalamannya merayakan lebaran di luar negeri.
Mengenyam pendidikan di Delft, Belanda, perempuan yang akrab disapa Anita ini mengaku, jika momen perayaan lebaran tahun ini sangat berbeda dengan tahun kemarin, mengingat ini merupakan momen lebaran (Idul Fitri) kedua dirinya semenjak tinggal di Belanda bersama suami beserta kedua anaknya.
“Kalau tahun kemarin sih kita masih bisa menggelar sholat Idul Fitri dan Idul Adha secara berjamaah bersama teman-teman muslim di Belanda, tepatnya di Sport Center yang telah disediakan. Tapi, sejak mewabahnya virus corona beberapa bulan terakhir ini, membuat pelaksanaan sholat Idul Fitri pada tahun ini hanya bisa kita lakukan di rumah bersama keluarga,” katanya kepada Smart Fm Palembang, Selasa (26/05).
Meskipun demikian, kerinduan perempuan yang pada tahun ini berusia 37 tahun ini akan suasana lebaran agak sedikit terobati. Hal ini dikarenakan adanya takbir bersama dan ceramah agama yang digelar oleh pihak KMB (Komunitas Muslim Delft) melalui zoom online.
“Berhubung kita disini dianjurkan untuk stay at home dan tidak bersilaturahmi dulu selama masa pandemik, namun suasana lebaran tahun ini agak sedikit terobati ya karena takbiran bersama dan ceramah agama tetap digelar meskipun melalui zoom online,” ujarnya.
Ditambah lagi pada lebaran tahun ini para WNI muslim di Belanda telah membuat tradisi baru yakni saling bertukar hampers (bingkisan) berupa makanan ringan khas lebaran. Hal ini bertujuan supaya tali silaturahmi antarsesama muslim tetap terjaga.
Berlebaran di tengah pandemik seperti sekarang, menurutnya ada hikmah yang bisa dipetik. Semua orang jadi lebih menghargai pertemuan dan kebersamaan bersama orang terdekat.
“Justru banyak sekali hikmah yang bisa dipetik di kondisi seperti saat ini diantaranya saya lebih merasa dekat dengan keluarga apalagi saat Ramadhan kemarin, waktu beribadah lebih banyak dan waktu buat mengerjakan tugas-tugas di rumah juga lebih banyak. Maka dari itu, daripada menyesali dan meratapi situasi saat ini, lebih baik kita mensyukuri dan mengambil hikmahnya saja,” tuturnya.
Selain itu, mahasiswi jurusan Multi Actor Systems, Fakultas Technology Policy and Management ini juga mengungkapkan kerinduannya akan suasana lebaran di Indonesia.
Ia pun menceritakan kerinduannya akan semaraknya perayaan lebaran di Palembang, makananannya yang beraneka ragam serta momen silaturahmi dengan cara saling berkunjung ke rumah keluarga dan teman-teman terdekat.
“Hal yang paling dirindukan itu sudah pasti momen berkumpul bersama keluarga dan juga jenis-jenis makanannya yang beraneka ragam, meskipun disini juga ada makanan yang bernuansa Indonesia, tetapi tetap tidak dapat menandingi kelezatan makanan khas Indonesia khususnya kota Palembang,” katanya.
Untuk mengobati kerinduannya dengan keluarga yang ada di Palembang, ia pun selalu menyempatkan diri untuk berkomunikasi lewat video call yang tidak hanya dilakukan pada saat momen lebaran saja tetapi setiap waktu.
“Menurut saya jarak bukanlah penghalang untuk menjalin komunikasi secara rutin bersama keluarga. Karena lewat video call saja sudah membuat saya lebih dekat dengan mereka (keluarga),” tutupnya.
Penulis : Fernando Oktareza
Sumber Foto : Koleksi Pribadi