SKK Migas dan FJM Gelar Media Field Trip ke Kawasan Tanaman Obat Keluarga

Smart Palembang – Forum Jurnalis Migas Sumsel bersama Satuan Kerja Khusus  Pelaksana Kegiatan Usah Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas) Sumsel serta Media Kontributor Nasional mengadakan kegiatan Media Field Trip, Selasa (1/10).

Adiyanto Agus Handoyo selaku Kepala Perwakilan SKK Migas Sumsel memberikan kata sambutan sekaligus membuka kegiatan Media Field Trip  di Lantai 5 Kantor Perwakilan SKK Migas Sumsel.

“Sebanyak 70 perwakilan Jurnalis Media Online, Cetak, Televisi dan Radio di Sumatera Selatan ikut serta dalam kegiatan ini. Mereka dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yang akan melakukan kunjukan ke PT Pertamina EP Asset 2 di Limau dan PT Medco E & P Indonesia di Rimau/ Kaji,” tutur Adiyanto dalam sambutannya.

Para jurnalis juga berkesempatan mengunjungi PT Medco E & P Indonesia di Rimau tepatnya di salah satu perumahan penduduk Desa Gajah Mati Kec.Babat Supat Kab. Banyuasin yang merupakan salah satu mitra binaan yang mengelola tanaman herbal keluarga.

Sementara itu, Suryanak Kepala Desa Desa Gajah Mati sangat mengapresiai PT Medco E & P Indonesia yang telah membina warga sekitar sehingga bisa menghasilkan produk-produk dari tanaman.

“Sebelumnya tanaman ini tidak berguna tapi setelah adanya proses pembelajaran dari PT Medco E & P Indonesia ternyata banyak sekali tanaman di desa kami yang dapat digunakan sebagai obat obatan,” katanya saat diwawancarai di lokasi tempat Pembinaan Tanaman Obat Keluarga yang berlokasi Desa Gajah Mati Kecamatan Babat Supat.

Suryana menambahkan kendala saat ini adalah biaya, namun dengan bantuan dari Pemerintah melalui  pengajuan Alokasi Dana Desa Tahun 2019, dirinya mendapatkan kucuran dana senilai 15 juta  guna pengembangan tanaman obat, pembelian pencetakan kue dan lain sebagainya.

“Kedepan kami akan melakukan relokasi dari dusun 4 ke dusun 2 dengan luas tanah 1 hektar dimana lokasi tersebut akan dilengkapi dengan embung sehingga penataan tanaman lebih rapi dan dilengkapi rumah produksi”, ujarnya.

Ditempat yang sama Yeni Lusmita selaku Pembina dari Kelompok Herbal Kenanga mengatakan, bahwa Kenanga salah satu Kelompok Tanaman Obat Keluarga yang berlokasi di Desa Gajah Mati Kec. Babat Supat telah hadir sejak tahun 2011, dan saat ini ada 200 jenis tanaman  herbal  yang sudah dibudidayakan baik yang memang berasal dari Desa Gajah Mati maupun dari luar.

“Saat ini jumlah kelompok kerja di Desa Gajah Mati ada satu , tapi ditempat saya ada 5 karyawan. Selain itu, kami juga aktif mengikuti perlombaan tanaman herbal, adapun  prestasi yang sudah dicapai Juara 1 lomba tingkat Provinsi Sumsel dan Juara 2 tingkat Nasion,” ujar Yeni.

Pemahaman dari masyarakat merupakan salah satu kendala saat ini, dengan kondisi ini kami melakukan pendekatan mulai memberikan edukasi secara bertahap.Dampapt postifnya masyarakat yang tergabung dalam pelolaan tanaman obat mulai mengalami perbaikan ekonomi dimana rata-rata pendapatan perorang yang mereka terima senilai 5  juta perbulan  dengam model penjualan dari mulut ke mulut. Saat ini tanaman obat untuk penyakit Diabetes, Kolestrol dan Asam Urat paling banyak diminati, dimana pembeli berasal dari Ogan Ilir, Pagaralam, OKU dan Lombok

Ditempat terpisah Hendri Payana selaku Teknisi Program Pemberdayaan Masyarakat PT Medco E & P Indonesia menyampaikan, bahwa program pemberdayaan yang sudah dilakukan PT Medco E & P Indonesia dari tahun 2011 adalah Program Tanaman Obat keluarga, mulai dari pengenal jenis, proses pemanfaatan dan pengelolaan. Saat ini sudah 15 jenis produk yang sudah legal dan sudah di jual belikan secara resmi, diantaranya  3 produk sudah mendapatkan serifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Leave a Reply