Rawannya PHK Ditengah Pandemi Corona, Begini Tanggapan APINDO Sumsel

Smart Palembang – Wabah virus corona (COVID-19) yang hingga saat ini masih menyebarluas di beberapa negara di dunia salah satunya Indonesia, membuat kegiatan perekonomian menjadi lesu.

Imbasnya, beberapa perusahaan di Indonesia terpaksa harus memberlakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan merumahkan sementara para karyawan dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang anjlok sehingga perusahaan terpaksa memangkas biaya operasional.

Dengan diberlakukannya PHK ini tentunya menjadi kerugian bagi para karyawan, karena dinilai akan mempersulit mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Ketua APINDO Sumatera Selatan, Sumarjono Saragih mengatakan bahwa hal ini merupakan permasalahan bersama yang menimbulkan dilema antara lebih memprioritaskan kesehatan atau perekonomian.

Ia menerangkan, rawannya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan dikarenakan di tengah wabah corona saat ini pendapatan terus menurun dan tidak ada pergerakan. Masalah semacam ini diharapkan tidak terjadi di perusahaan perkebunan.

“Selain itu, rawannya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan juga terjadi akibat perusahaan tidak memiliki dana simpanan,” terangnya, Palembang, Jum’at (17/04).

Sumarjono menambahkan, Perusahaan sehat pasti memiliki dana cadangan dalam jangka waktu tiga bulan walau tanpa pemasukan. Penyimpanan dana tersebut bisa menahan PHK tidak terjadi.

“Namun permasalahan yang kita hadapi saat ini adalah bagaimana setelah tiga bulan berakhir. Pilihan perusahaan tentu terpaksa melakukan pengurangan operasional,” jelasnya.

Alternatif lain yang bisa digunakan adalah mengurangi gaji pokok hingga memotong dana insentif pegawai, serta mulai memberlakukan perubahan jadwal kerja karyawan menjadi bergantian. Upaya tersebut bisa diterapkan agar jumlah PHK berkurang.

Selain itu, menyikapi rawannya PHK saat ini pihaknya juga telah mempersiapkan satu instrumen yakni melakukan dialog sosial, dimana para pengusaha dan karyawan dapat menyampaikan secara terbuka dan jujur mengenai posisi masing-masing pihak.

“Ketika dialog sosial yang terbuka dan jujur tentu ada solusi yang bisa diberikan. Kita juga menyarankan di masa sulit seperti saat ini sebaiknya harus meningkatkan inovasi, kreativitas dan pandai melihat peluang dalam menghasilkan income,” tutupnya.

 

Penulis : Fernando Oktareza

Sumber Foto : Tribun Sumsel



Leave a Reply