- May 19, 2019
- Posted by: Fernando Oktareza
- Category: Edukasi, Inspirasi, News
Smart FM Palembang – Perhelatan pesta demokrasi pemilu 2019 sudah berakhir. Rakyat saat ini tinggal menunggu hasilnya siapa yang akan memimpin bangsa Indonesia ini. Siapapun presiden terpilih, Jokowi ataupun Prabowo, keduanya tetaplah putra terbaik bangsa.
Dalam acara multaqo ulama di Ballroom Swarna Dwipa Palembang, Minggu (19/05), KH Nursalim Habibi selaku ketua panitia, juga turut menyerukan agar tetap menjaga kedamaian.
“Kami mengucapkan terimakasih atas kedatangan para ulama dan habaib. Insya Allah kedatangan kita disini diberkahi Allah. Para ulama habaib serta yang menginginkan kesejukan pasca pilpres dan kita menyepakati hasil keputusan, dan dapat memberikan kesejukan di negara Republik Indonesia,” tuturnya.
Begitu juga dengan pengurus Nahdatul Ulama, Ustadz Heri Candra yang intinya dari pengurus wilayah NU ingin menyampaikan pesan dan menyikapi pasca pemilu beberapa hari lalu.
Hampir satu tahun terjadi konflik baik ditingkat pimpinan sampai kebawah dan pihak pengurus wilayah menghimbau agar tetap tenang sejuk dan membuang semua fitnah dan caci maki.
“Sebagai orang yang cinta tanah air kami mengajak untuk segera menghilangkan yang namanya istilah 01 dan 02, kita semua adalah Indonesia. Kita ketahui sejak era perjuangan sampai saat ini wajib hukumnya mempertahankan NKRI,” tegasnya.
“Kita sudah berbondong-bondong datang ke TPS dan kita serahkan semua kepada Allah atas hasil dari KPU. Oleh karena itu kita harus percaya kepada KPU sebagai lembaga independen. Apapun hasilnya kita harus legowo menerima semuanya,” harapnya.
Sedangkan ditempat yang sama, pengurus Muhamaddiyah, Prof H Ramli mengatakan, pihaknya menyadari bagaimana dinamika baik menjelang atau sesudah pemilu pilpres sebagai sebuah hajat besar tentu di lapangan tidak menutup kemungkinan ada hal-hal yang mengarah kepada konflik.
Karana karakteristik bangsa Indonesia adalah masyarakat yang bermusyawarah, saling tolong menolong, memang tidak mudah mencairkan suasana tersebut.
Maka pihaknya hadir disini adalah sangat tepat untuk menyampaikan himbauan agar tetap bersatu seiring sejalan dan kami menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang.
“Kita harus bersatu menunjukkan kesejukan dan damai dan kita sepakat siapapun yang akan tampil sebagai pemimpin kita harus samikna wa atokna,” ujarnya.
Sedangkan, Muhammad Lutfi dari MUI Prov Sumsel, menghimbau dalam bentuk doa di antaranya agar kita meminta kepada Allah agar negeri kita aman dari apa saja baik dari penjajah dan dari apa saja agar negeri kita diberikan pemimpin yang soleh yang bisa mengatur negara yang damai.
Senada juga disampaikan Cendikiawan muslim Prof Sirozi. Pihaknya menegaskan bahwa saat ini bangsa Indonesia yang menurut statistik masih 82 persen beragama Islam sejak era demokrasi tengah dihadapkan pada ujian yang cukup berat sejak bangsa ini menerima demokrasi sebagai sistem pemerintahan.
Dan ujian ini sebagai momentum jika kita lulus maka kita akan menjadi bangsa yang super power yang besar, dan jika kita gagal maka bangsa kita akan hancur lebur yang mungkin saja kita menjadi Rusia, Syria.
“Maka ditengah persoalan ini kita fokus terhadap solusi, saatnya bangsa kita ditunggu kontribusi untuk memberikan solusi, dan saat ini berbagai komponen bangsa masih suka membesarkan permasalahan, dan di forum ini kita fokus mencari solusi terbaik dan kami sangat mengapresiasi kegiatan ini,” jelasnya.
Menurutnya, solusi yang sangat fundamental adalah bagaimana kita memperkuat tali persaudaraan kita yang bukan hanya sebagai teori retorika yang menjadi hanya omongan saja maka kita harus tegas.
Saat ini fitnah hoax disebarkan kemana-mana dan ada ego serta kepentingan sesaat. Baginya pemilu adalah sebuah sistem saja dan siapapun yang jadi presiden kalau masyarakatnya masih begini maka tidak ada perubahan.