Mengenal Produk Cascara, Jenis Teh yang Terbuat Dari Kulit Kopi

Smart Palembang  – Cascara merupakan produk sejenis teh, yang diperoleh dari kulit biji kopi (mesocarp). Sebelum diseduh, secara visual bentuknya mirip seperti kismis kering atau kulit kacang. Cascara merupakan produk yang inovatif dan ramah lingkungan, dimana limbah terbesar pada pengolahan kopi adalah pulp (eksocarp dan mesokap), yang biasanya hanya diolah menjadi kompos, dan setelah diolah menjadi cascara berubah menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi.

Selain itu, produk ini juga sudah dikenal luas di dunia, terutama di eropa, tetapi belum banyak ditemukan di Indonesia, padahal limbah biji kopi jumlahnya cukup melimpah, hal ini disebabkan rendahnya pengetahuan dan minat masyarakat untuk mengolah limbah dari biji kopi. Teh cascara memiliki rasa manis dan aroma yang khas seperti teh herbal dengan aroma seperti buah mangga, buah ceri, kelopak mawar bahkan asam Jawa.

Tahapan proses pembuatan teh dari kulit kopi terdiri sortasi dan pencucian buah kopi, pengupasan dan pengeringan kulit buah.  Proporsi kulit kopi yang dihasilkan dalam pengolahan kopi cukup besar, yaitu sebesar 40-45%. Limbah kopi dari kulit luar yang dihasilkan dari Desa Kemang Manis sebesar 800 Kg per 1 kali panen. Kulit ini tidak memiliki nilai ekonomi, karena hanya dibuang dihamparan sawah saja, dan lama-kelamaan membusuk dan digunakan sebagai pupuk organik.

Untuk green bean yang diolah dengan pengolahan basah, semi basah dan fermentasi, mesocarp menjadi masalah tersendiri, karena kulit dibuang dalam kondisi basah sehingga menyebabkan pencemaran udara, hasil pembusukan kulit kopi menghasilkan bau busuk disekitar desa. Hal inilah yang mendorong Dr. Umi Rosidah, M.S., Sugito, S.TP., M.Si dan Dr. Kiki Yuliati (Dosen Jurusan Teknologi Pertanian Unsri), untuk melakukan Pengadian di Desa Kemang Manis, Kecamatan Tebing Tinggi. Dengan cara melatih dan mendampingi para petani kopi di sana untuk mengolah kulit biji kopi menjadi Cascara. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2019 dihalaman rumah Kepala Desa.  Pesarta yang hadir dalam acara pelatihan tersebut berjumlah 35 orang, dengan rincian, 9 perempuan dan 26 laki-laki. Pelatihan dihadiri oleh Kepala Desa, Sekretaris Desa, para Kadus, pemuka masyarakat, ketua PKK, ketua karang taruna, anggota kelopok tani dan 1 anggota DPRD Kabupaten 4 Lawang.

Kepala Desa Kemang Manis dalam sambutannya mengatakan, kegiatan pengabdian ini sangat bermanfaat, karena ada ilmu baru dan keterampilan baru bagi warganya, dan tentunya menjadi peluang bisnis baru yang dapat meningkatkan pendapatan warganya.

“Selama ini, kulit kopi tidak ada harganya, bahkan hanya di onggokkan dipinggir jalan saja, tetapi dengan adanya ilmu dan keterampilan mengolah cascara kami siap mengirim cascara ke Palembang, diluar kopi dan komoditas lainnya,” imbuhnya.

 Untuk itu, dtahun-tahun mendatang, Kepala Desa berharap Unsri mengirim dosen-dosen dan ahli-ahli pertanian untuk membantu mengembangkan kopi dari sektor budidaya pertaniannya. Kami sangat membutuhkan bimbingan dan arahan para ahli pertanian dan perkebunan, kami punya masalah berkaitan dengan produktifitas kopi, hama kopi, jarak tanam dan penanganan gulma.

“Selain itu, kami juga siap menerima kedatangan mahasiswa-mahasiswa KKN ditahun-tahun mendatang untuk memajukan desa Kemang Manis dan sekitarnya,” katanya.

Sementara itu, Herman Rusul Yunus, S.E., anggota DPRD Empat Lawang dari Fraksi Demokrat juga hadir dalam acara tersebut, melalui sambutannya mengatakan, bahwa melalui kegiatan dosen dan mahasiswa dari Palembang khususnya Unsri, mampu meningkatkan gairah dan semangat anak-anak SMA untuk melanjutkan kuliah perguruan tinggi.

“Artinya, selain melaksanakan bimbingan pada masyarakat untuk memanfaatkan kulit kopi menjadi Cascara, ada point plus yang juga didapatkan dari kegiatan tersebut. Kedepannya beliau berharap, agar lebih banyak lagi kegiatan pengabdian Dosen Unsri dilaksanakan di wilayahnya supaya pola pikir masyarakat berkembang dan lebih maju dibandingkan kondisi sekarang,” ujarnya.

Lebih lanjut lagi beliau mengatakan, idealnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Unsri disingkronkan dengan program-program kerja Pemerintah Daerah Empat Lawang, agar memenuhi nilai sinergitas dan kontinyuitas.

Ditempat yang sama, Ketua kegiatan pengabdian ini Dr. Ir. Umi Rosidah, M.S juga mengatakan, bahwa pihaknya sangat berbahagia bisa melaksanakan kegiatan pengabdian di Desa Kemang Manis, karena warga masyarakat sangat ramah dan antusias menyambut kegiatan ini.

“Warga yang hadir jauh lebih banyak dari yang kami targetkan, kami hanya menargetkan 20 warga saja, ternyata yang hadir 35 orang, sebuah kehormatan bagi kami,” katanya.

Ia berharap, bahwa kegiatan ini tidak berhenti sampai disini saja, tetapi warga betul-betul mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang didapatkan pada pelatihan ini, sehingga kulit kopi dapat diolah menjadi cascara yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan warga desa Kemang Manis.

“Kegiatan ini sengaja dilaksanakan di bulan Oktober, karena kami tahu dibulan ini sudah memasuki musim panen durian, sementara Kabupaten Empat Lawang merupakan salah satu penghasil durian terbesar di Sumsel. Selain itu kami juga melakukan pengabdian, sekalian wisata kuliner dengan berburu durian di empat lawang,” tutupnya.



Leave a Reply