- April 30, 2020
- Posted by: Bayu Prabowo
- Category: Artikel, Kesehatan
Smart Palembang – Pandemi covid-19 mengakibatkan sebagian besar masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Crisis Center Covid-19 Keuskupan Agung Palembang sebagai sarana koordinasi pencegahan dan penanggulangan covid-19 di Keuskupan Agung Palembang, ikut menghimpun dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak covid-19.
Crisis Center Covid-19 Keuskupan Agung Palembang, dalam melanjutkan misi kemanusiannya, akan mengubah prioritas bantuan dari pengadaan alat pelindung diri (apd) menjadi pengadaan bahan pangan pokok.
Menurut Koordinator Crisis Center Covid-19 Keuskupan Agung Palembang RD Guido Suprapto, pihaknya memastikan bahwa para penerima bantuan yang dikoordinir oleh Crisis Center Covid-19 Keuskupan Agung Palembang adalah untuk masyarakat yang non Katolik.
“Karena, yang umat Katolik (sendiri), yang terdampak, kita mengandaikan bahwa semuanya beres dari paroki-paroki,” ungkap Romo Prapto, saat dihubungi melalui sambungan telpon, Kamis (30/4).
Bahan pangan pokok yang akan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan, berupa beras, kecap, mie instan, gula pasir, dan minyak goreng.
Romo Prapto menambahkan, Crisis Center Covid-19 Keuskupan Agung Palembang telah menemui para imam yang ada di tiap-tiap paroki. Para imam tadi sudah dianjurkan agar umat Katolik yang terdampak dan kesulitan untuk mendapatkan bahan pangan pokok sehari-hari menjadi tanggung jawab paroki.
Secara sederhana, lanjut Romo Prapto, umat Katolik yang kehilangan pekerjaan akibat dampak dari covid-19 tersebut, kebanyakan justru berada di paroki-paroki yang ada di perkotaan.
“Bukan di paroki-paroki daerah,” ujar imam Katolik yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawam KWI tersebut.
Romo Prapto mencontohkan, umat Katolik yang ada di Belitang OKU Timur dan Muara Padang Banyuasin tidak mengalami masalah.
“Mereka bertani segala macam lancar, gak ada gangguan apa-apa,” ungkapnya.
Menurut Romo Prapto, umat Katolik yang pasti terdampak oleh covid-19 adalah mereka yang memiliki pekerjaan sebagai tukang ojek online atau penjual makanan.
“Pasti,” ungkapnya.
Maka dari itu, kata Romo Prapto, Crisis Center Covid-19 Keuskupan Agung Palembang akan berkomunikasi intensif dengan paroki-paroki. Pihaknya akan mendata, di paroki mana yang umatnya memiliki pekerjaan sebagai tukang ojek online atau penjual makanan.
“Atau yang selama ini juga karena tidak ada covid-19 ini pun mereka sudah kesulitan secara ekonomi, paroki secara rutin memberi,” ungkapnya.
Romo mengajak masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona, dengan mengikuti anjuran dan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Menjaga kedisiplinan pribadi, dengan berdasar pada apa-apa yang sudah disosialisasikan oleh pemerintah dalam rangka mencegah penularan covid-19,” ungkapnya.
Menurut Romo Prapto, upaya pencegahan tersebut tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah atau salah satu kelompok saja.
“Kita semua. Jadi, kita semua merasa bertanggung jawab untuk upaya ini,” pungkasnya