Berikut ini Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Jurnalis Dalam Peliputan Berita di Sektor Migas ?

Smart Palembang – Meningkatkan standar kompetensi jurnalis dan kualitas produk pemberitaan ternyata harus terus ditingkatkan. Selain itu, seorang wartawan juga harus mengutamakan prinsip kebenaran dan verifikasi agar produk pemberitaan lebih bermutu.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bagian Riset dan Data The Jakarta Post, Fransiscus Surdiasis dalam kegiatan yang digagas SKK Migas berupa diskusi dengan Tema “Jurnalisme Data Dalam Pemberitaan Sektor Migas” pada Kamis malam (17/10) di Swiss-bellHotel Lampung, yang diikuti oleh 73 Jurnalis yang tergabung dalam Forum Jurnalis Migas (FJM).

Menurut pria yang disapa Fransiscus ini, saat ini ada dua alasan sektor migas memiliki posisi yang strategis atau dapat dijadikan sebuah area liputan yang penting.

“Pertama sektor migas memiliki mata rantai yang tertinggi dalam kegiatan perekonomian nasional dan kedua kontribusi sektor migas pada pendapatan Negara,” ujar Fransiscus.

Menurutnya, dengan posisinya yang sangat penting sektor migas ini menghadirkan tantangan tersendiri bagi jurnalis, diantarannya liputan sektor migas tidak menjadi minat banyak orang.

“Ekonomi saja tidak menjadi minat banyak orang ditambah lagi sub-sub didalamnya termasuk sektor migas, karena itu sulit sekali menempatkan berita mengenai sektor migas dihalaman depan,” ujar Fransiscus.

Terlebih menurutnya, sektor Migas juga memiliki terminologi teknis dimana bagi kaum awam tidak mudah untuk di pahami.

“Jadi kita menulusuri sektor ini dari hulu sampai hilir maka kita akan menemukan banyak istilah yang notabane menuntut kecakapan tersendiri untuk mampu menjelaskannya secara sederhana kepada pembaca atau pemirsa,” ungkap Frans.

Oleh karena itu, menurutnya jurnalis di sektor migas dituntut untuk dapat menjelaskan secara sederhana sebuah persoalan dan membuat pemberitaan yang menarik kepada masyarakat. Selain itu, teman-teman yang berada di sektor migas dituntut untuk mampu mendudukan persoalan secara baik.

“Disinilah persoalannya, disaat jurnalis mengungkapkan pemberitaan secara sederhana maka jurnalis dituntut untuk memiliki pengetahuan yang sangat dalam dan luas tentang pemberitaan yang akan dipublikasikan,” tambahnya.

Ia melihat ada dua arah perbaikan yang bisa ditempuh bersama, yang pertama apakah pemberitaan yang disajikan sesuai kode etik dan yang kedua sejauh mana kemampuan berita mendudukan persoalan dengan baik.

“Arah perbaikan yang pertama bisa dilakukan media dan jurnalis bisa bersikap independen supaya jurnalis mampu menjalankan tugasnya untuk melayani kepentingan publik secara baik. Selanjutnya isu yang berkaitan dengan kompetensi baik non partisan atau sikap independen dimana kompentensi ini bermuara pada apa yang menjadi tanggung jawab utama seorang jurnalis mewujudkan kebenaran,” tutupnya.



Leave a Reply