- January 25, 2019
- Posted by: Fernando Oktareza
- Category: Edukasi, Inspirasi, News
No Comments
Smart Palembang – Pamrih guru yang tak sesuai dengan kerja kerasnya mendidik generasi bangsa menuai keprihatinan tersendiri dari Gubernur Sumsel H.Herman Deru. Hal itu diungkapkannya saat membuka musyawarah wilayah II Ikatan Guru Raudhatul Afthal (IGRA) Provinsi Sumsel, Hotel Grand INNA, Kamis (24/01) sore.
Dikatakan Herman Deru, dirinya mengaku bangga dengan profesi ini, dimana para guri membaktikan diri kepada negara dengan cara yang luar biasa. Ia menganggap kerja Guru adalah kerja sosial dengan hasil yang tidak sederhana.
Tugas tersebut bukan merupakan hal yang mudah karena seorang guru raudhatul athfal harus mampu mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial peserta didik pada masa pertumbuhan emasnya di lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. Kendati demikian, ia merasa sangat prihatin mengingat honor guru masih ada yang Rp300.000.
“Wanita banyak, tetapi wanita yang peduli pada pendidikan tidak banyak insha Allah ibu-ibu ini akan menjadi bidadari surga. Ibu adalah ilmu awalnya anak, kurang lebih 120 hari menjadi Gubernur sejak kita bertemu di Asrama Haji waktu itu ada kertarikan dari saya yakni kerja keras Guru, pamrihnya tidak sesuai,” ungkapnya.
Mantan Bupati OKU Timur dua periode ini mengungkapkan harapannya agar anak-anak didik ini kedepan menjadi anak yang cerdas dan berakhlak. Menurutnya, modernisasi tidak dapat dihindari tapi jangan sampai kehilangan arah, oleh sebab itu ia meminta Guru untuk menitikberatkan pula pada pengajaran ahlak.
“Anak yang nantinya tahu tentang menghormati insan yang lebih tua. Kita tidak menolak modernisasi tapi kita tidak boleh kehilangan arah juga. Persoalan ahlak tidak main-main, oleh sebab itu pula ajarilah mereka dengan ahlak yang baik. Penyakit ahlak ini biasanya berwal dari tidak menghargai, Saya minta anak-anak kita sejak kecil telah tertanam saling menghargai,” tambahnya.
Pendidikan merupakan jalan panjang sebuah bangsa dalam menghadapi tantangan membangun identitas, karakter, dan martabat negara Indonesia. Sebab itulah ia mengajak seluruh guru anggota IGRA Sumsel untuk berbenah diri menghadapi persaingan dan tantangan di masa mendatang.
“Siapapun yang terpilih menjadi Ketua Organisasi ini, saya minta ada pembinaan anggotanya untuk ingat tugas dan kewajiban di keluarganya,” pungkasnya.
Sementara Ketua Pimpinan Pusat IGRA Dra. Hj. Siti Latifah, M.Mpd menambahkan, Ikatan Guru Raudhatul athfal adalah organisasi profesi yang merupakan wadah pembinaan peningkatan kualitas bagi para guru-guru agar-agar memiliki profesionalitas dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.
“IGRA merupakan organisasi profesi yang bergerak di bidang pendidikan anak dini lebih awal pada jalur formal yang bertujuan untuk membangun landasan bagi pengembangan potensi anak didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa bagi allah, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, inofatif, mandiri, percaya diri, juga menjadi manusia yang bermanfaat bagi agama dan bangsanya,” tambahnya.
Muswil ini sendiri digelar dalam rangka mewujudkan kekuatan dan peningkatan sumber daya organisasi IGRA di era globalisasi dalam bingkai Ahlakul Karimah.