- September 22, 2020
- Posted by: Bayu Prabowo
- Category: Artikel
Smart Palembang – Dinas Pendidikan Kota Palembang mengimbau secara tegas kepada para orang tua supaya dapat membimbing anaknya secara baik saat belajar secara virtual.
Hal ini seiring dengan beredarnya fakta miris bahwa Beberapa waktu lalu warga Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak Banten, digegerkan dengan penemuan jenazah anak kecil inisial KS (8) yang terkubur di TPU Gunung Keneng dengan pakaian lengkap.
Ternyata korban yang masih dudukdi kelas 1 SD itu meninggal usai dianiaya ibunya, LH (26). Pelaku tega membunuh putrinya lantaran kesal sang anak sulit menerima pembelajaran saat belajar online.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan kota Palembang, Ahmad Zulinto pun menyayangkan kejadiaan naas ini. Pasalnya, ada kasus orang tua yang menganiaya anaknya sendiri hingga tewas. Karena anak kesulitan dalam mengikuti proses belajar secara online.
“Saat ini pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab guru saja tapi juga orang tua, pemerintah, dan masyarakat. Tentu kami sangat menyayangkan dengan adanya kasus tersebut. Memang harus kita akui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini disebabkan oleh musibah Covid-19 yang melanda,” katanya, Sabtu (19/09) lalu.
Oleh karena itu, dengan adanya kejadian orang tua yang menganiaya anaknya hingga tewas tersebut, Disdik kota Palembang ikut prihatin, karena mendidik bukan seperti itu.
“Walaupun orang tua tidak mampu ataupun sedikit kesal jangan dipaksakan, apalagi sampai memukul dan sebagainya,” katanya.
Zulinto mengatakan, supaya hal serupa tidak terjadi, ia pun mengajak orang tua sama-sama mendidik anak di masa pandemi dari rumah.
“Saya juga sudah berpesan kepada guru-guru sekolah untuk tidak memberikan beban yang berat kepada siswa,” tutupnya.
“Saya sudah menyampaikan kepada guru janganlah diberi beban yang berat, soal 3 sampai 5 cukup. Kondisi ekonomi sudah sangat sulit jangan membuat beban dengan materi siswa yang banyak dan sulit,” pungkasnya.
Penulis : Fernando Oktareza
Sumber Foto : Kompas.com