- June 24, 2019
- Posted by: Misdi Misdi
- Category: Ekonomi, News
Smart Palembang – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan mengadakan Capacity Building Wartawan Ekonomi dan Bisnis Sumatera Selatan di Bali 19 – 22 Juni 2019. Kegiatan ini dihadiri oleh Yunita Resmi Sari selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov.Sumatera Selatan, Causa Iman Karana selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. Bali , Nugroho Joko Prastowo selaku Kepala Divisi Departement Kebijakan Ekonomi Moneter ,Bank Indonesia dan Aswin Gantina selaku Kepala TIM – DKOM Bank Indonesia.
Yunita Resmi Sari selaku kepala kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan mengatakan kegiatan Capacity Building merupakan bagian dari membangun kegiatan ekonomi melalui media yang ada di Sumatera Selatan misal dari komoditas kopi. Karena nantinya akan ada kunjungan ke kluster kopi di agrowisata Giri Alam. Yunita berharap kunjungan ke kluster kopi ini bisa membawa dampak yang baik dan berharap komoditas kopi di Sumatera Selatan bisa dikenal secara nasional bahkan international. Dalam hal ini media bisa membantu menganalisis apa saja kelemahan dan kekurangan komoditas kopi di Sumatera Selatan yang selanjutnya komoditas kopi di Sumatera Selatan bisa diperbaiki dan dikembangkan dengan baik. Selain kopi, ada ekonomi kreatif lainya yang ada di Bali yang perlu diterapkan misal produksi kain Songket Bali dan kain Endek. Hal yang perlu diterapkan adalah bagaimana ekonomi kreatif di Bali ini bisa bertahan.
Kegiatan dihari kedua pada 20 Juni 2019 diisi juga dengan pemberian materi oleh Ali Nur Yasin yang merupakan pimpinan redaktur harian Tempo. Ali Nur Yasin banyak memaparkan cara penulisan berita ,khususnya berita ekonomi. Ali mengatakan reles berita ekonomi sangat rumit apalagi bila berhubungan dengan angka. Disitulah tantangan menjadi wartawan ekonomi , merubah hal rumit diubah menjadi kalimat yang lebih sederhana dalam bahasa jurnalis yang mudah dipahami oleh pembaca. Masih mengenai berita dari reles, Ali Nur Yasin mengatakan wartawan tidak boleh mengurangi apalagi menambahi informasi dari rilis yang ada. Dalam penulisan bahasa ekonomi , jika menemukan bahasa asing diusahakan untuk tetap menggunakan bahasa Indonesia . Ali Nur Yasin pun mengatakan sumber berita baiknya diambil dari sumber yang kompenten bukan dari pengamat saja.
Capacity Building yang digelar oleh Bank Indonesia dilanjutkan dengan kunjungan ke kluster kopi binaan Bank Indonesia kantor perwakilan provinsi Bali di agrowisata Giri Alam pada 21 Juni 2019. Di tempat ini produksi kopi sudah sangat bisa dikatakan maju. Jenis kopi yang kebanyakan ditanam disini adalah jenis kopi arabica.
Kepada awak media saat kunjungan ,I Made Dewa Raka selaku Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Kintamani mengatakan Agrowisata Giri Alam yang berada di Kintamani berbasis Masyatakat. Konsep yang telah dikenal di dalam pengolahan kopi di agrowisata ini dikenal dengan 4E yaitu edukasi,ekologi,estetika dan ekonomi. Dalam keteranganya ,I Made Dewa Raka mengatakan, Menjadi anggota kluster bank binaan Bank Indonesia telah memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar .Pengembangan dengan agrowisata dan kopi sebagai unggulannya diharapkan bisa terus memberikan manfaat yang berkesinambungan dan membawa keharmonisan.Keharmonisan sangat diperlukan dalam proses keseimbangan dengan alam. I Made mengatakan ada tiga keseimbangan hubungan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Bali agar tercipta keseimbangan dan itu bisa disebut Tri Karanan yaitu hubungan harmonis dengan Tuhan Sang Pencipta,hubungan dengan sesama manusia,dan hubungan dengan alam sekitar.
Diharapkan kedepanya kelompok petani kopi di Kintamani bisa terus menghasilkan produk yang bermutu dan secara ekonomi bisa membantu masyarakat sekitar.Luas kebun kopi yang menjadi binaan Bank Indonesia di Kintamani mencapai 25 ha dan luas lahan keseluruhan yang dimiliki petani mencapai 5000 ha . Dan terdapat 62 kluster binaan kopi Bank Indonesia.
Ir.Ketut Putra Wijaya yang merupakan anggota petani kopi dan juga merupakan pendiri agro mengatakan secara singkat menjelaskan bagaimana kopi diolah dengan cara yang berbeda – beda.Proses yang pertama adalah proses pemilihan buah kopi dengan cara sortasi selanjutnya adalah memisahkan biji dari kulit dengan cara direndam di air ,biji yang tenggelam itu yang nantinya akan diolah menjadi biji kopi sesuai dengan jenis dan permintaan pasar. Perlu diketahui juga bahwa kulit kopi yang berkualitas tidak dibuang begitu saja tetapi bisa diolah menjadi maskara dengan proses dan pemilihan kulit biji kopi yang baik. Ketut pun mengatakan karakter rasa kopi di Bali sangat unik,karena mempunyai cita rasa lemon karena pohon kopi yang ditanam di Kintamani hampir semua bersanding dengan pohon jeruk, hal ini lah yang menyebabkan jenis kopi dari Bali sangat khas.
Dari kegiatan ini diharapkan informasi mengenai cara pengolahan yang baik khususnya komoditas kopiyang ada di Kintamani bisa disampaikan oleh awak – awak media yang berkunjung untuk bisa diterapkan di Sumatera Selatan, karena di Sumatera Selatan komoditas akan terus bergerak maju tidak hanya untuk nasional tetapi juga internasional seperti yang disampaikan oleh Yunita Resmi Sari selaku kepala kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan pada saat pembukaan Capacity Building Wartawan Ekonomi dan Bisnis Provinsi Sumatera Selatan.