- June 17, 2020
- Posted by: Bayu Prabowo
- Category: Artikel, Kesehatan
Smart Palembang- Penyebaran virus corona (Covid-19) yang hingga kini terus melanda beberapa wilayah di Indonesia salah satunya Kabupaten Musi Banyuasin, membuat Pemkab setempat melakukan berbagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China tersebut.
Bupati Musi Banyuasin, Dodi Reza Alex Noerdin mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan langkah antisipasi penyebaran Covid-19 sejak awal tahun 2020 tepatnya pada bulan Januari.
“Kami sendiri telah mewaspadai penyebaran virus ini sudah sejak lama tepatnya bulan Januari lalu, sejak virus ini pertama kali mewabah di beberapa negara di belahan dunia. Dan puncaknya pada bulan Maret kemarin, pemerintah secara resmi menyatakan kasus pertama di Indonesia, sehingga kami lebih meningkatkan kewaspadaan,” katanya saat Live Talkshow di radio Sonora Palembang, Rabu (17/05).
Dodi menambahkan, sejak kasus pertama secara resmi diumumkan pemerintah Indonesia melalui media sosial, cetak dan elektronik pada bulan Maret lalu, langkah pertama yang pihaknya lakukan ialah memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Selain memberikan edukasi kepada masyarakat, kita juga mempersiapkan berbagai fasilitas kesehatan yang dibutuhkan terutama melengkapi sarana dan prasarana untuk mendeteksi para pendatang yang masuk ke Muba,” katanya.
Selain memberikan edukasi kepada masyarakat dan melengkapi sarana dan prasarana kesehatan, lanjut Dodi, pihaknya juga memberikan insentif kepada tenaga medis dan para pegawai yang bertugas di Rumah Sakit (RS) setempat.
“Kita juga memberikan insentif bagi para tenaga medis, diantaranya dokter spesialis, dokter umum, perawat dan tenaga kebersihan yang bertugas di RS setempat dengan jumlah insentif yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan peran mereka yang sangat vital dalam memerangi Covid-19 di Muba,” tambah dia.
Maka dari itu, Dodi berpesan kepada masyarakat setempat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan secara maksimal, dan tidak menganggap penerapan new normal sebagai ajang euphoria dan pelepas kejenuhan setelah sekian lama hidup di tengah wabah Covid-19.
“Saya imbau kepada masyarakat untuk tidak memandang penerapan new normal sebagai euphoria dan pelepas kejenuhan setelah sekian lama hidup di tengah wabah Covid-19, karena saya khawatir nantinya masyarakat akan mengabaikan protokol kesehatan apabila memandang new normal seperti demikian,” tutupnya.
Penulis : Fernando Oktareza
Sumber Foto : Koleksi Pribadi