- December 27, 2019
- Posted by: Fernando Oktareza
- Category: News
Smart Palembang – Seiring masuknya musim hujan di wilayah Sumsel pada skala meteorologi dengan indikasi menguatnya Angin Muson Cina Selatan yang melalui wilayah Sumsel yang sarat uap air mengakibat potensi hujan dan adanya potensi hujan disertai petir dan angin kencang yang umumnya terjadi pada siang-sore hari dan potensi hujan ringan yang berlangsung lama apabila terjadi pada malam-dini hari.
Bulan Desember dan Maret merupakan bulan dengan curah hujan tertinggi dari data normal Stasiun Meteorologi SMB II Palembang dalam kurun waktu 30 Tahun terakhir. Kondisi Musim Hujan akan terus berlangsung, mengalami penurunan pada Bulan Januari dan kembali mengalami penaikan hingga Bulan Maret sampai dengan memasuki musim peralihan ke musim kemarau umumnya pada Maret-April 2020.
Kasi Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Bambang Beny Setiaji menjelaskan bahwa hal ini sesuai dengan prakiraan, peringatan dan himbauan pada release sebelumnya, Hujan Lebat disertai Petir dan Angin Kencang 26 Desember 2019 Sore Hari tercatat pada pengukuran observasi cuaca jam 19.00 WIB (12.00 UTC) dengan Kecepatan Angin Maksimum 48 Knots (89 Km/Jam) dan Hujan Lebat dengan kategori ekstrim sebesar 102,6 mm yang akan terus bertambah mengingat total hujan 24 Jam akan diukur pada 27 Desember 2019 07.00 WIB (00.00 UTC).
“Cuaca ekstrim ini mengakibatkan beberapa kerusakan bangunan, jaringan listrik PLN dan robohnya pohon dsb di wilayah Kota Palembang dan sekitarnya,” ungkapnya, Jum’at (26/12)
Secara Lokal, lanjut Beny, hal ini diakibatkan adanya Awan Konvektif Cumulonimbus (Awan Hitam Pekat berbentuk Kembang Kol) dalam bentuk Single Cumulonimbus karena petumbuhan awan Cumulonimbusnya relatif sendiri/single mengakibatkan perbedaan tekanan dan suhu yang cukup signifikan antara daerah yang terpapar hujan dan disekitarnya yang belum terpapar hujan sehingga menyebabkan angin kencang.
“Perubahan karakteristik permukaan bumi/tanah yang relatif rata akibat pembukaan lahan, kebakaran hutan dan minimnya pepohonan/hutan membuat potensi angin kencang pada wilayah berkarakteristik seperti ini akan berpotensi sering terjadi. Kondisi ini biasanya pada pagi hari menjelang siang ditandai dengan kenaikan temperatur yang signifikan dan udara terasa terik,” katanya.
Ia menambahkan, secara Regional, hal ini juga diakibatkan adanya Badai Tropis Phanfone di Laut Cina Selatan menyebabkan adanya pertemuan massa udara (konvergensi) di wilayah Sumsel yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan (cumulonimbus) berpotensi hujan disertai petir dan angin kencang pada siang-sore hari dan potensi hujan ringan pada malam hari yang berlangsung lama.
Untuk itu pihaknya menghimbau masyarakat untuk tetap update peringatan dini cuaca ekstrim di aplikasi infoBMKG android dan iphone, apabila udara terasa terik pada pagi menjelang siang waspada potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada sore harinya.
“kami himbau juga kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam bertransportasi pada siang hingga sore hari di saat hujan, memprioritaskan penerbangan dan transportasi air 07.00-12.00 WIB, memperbaiki struktur bangunan agar kokoh terhadap hujan dan angin kencang, membersihkan dan memperbaiki drainase, tidak berteduh di bawah pohon saat hujan terjadi dan menghindari titik-titik macet saat adanya genangan akibat hujan,” tutupnya.