BMKG : Kabut Asap Masih Berpotensi Terjadi di Sumsel

Smart Palembang – Angin permukaan yang tercatat di BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang umumnya dari arah Timur–Tenggara dengan kecepatan 5-20 Knot (9-37 Km/Jam) mengakibatkan potensi masuknya asap akibat Karhutbunla ke wilayah Kota Palembang dan sekitarnya.

Berdasarkan sumber dari LAPAN Tanggal 17 Oktober 2019 tercatat beberapa titik panas di wilayah sebelah Tenggara Kota Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80% yang berkontribusi asap ke wilayah Kota Palembang yakni pada wilayah Banyu Asin 1, Pampangan, Cengal dan Pematang Panggang. Intensitas Asap (Smoke) umumnya meningkat pada pagi hari (04.00-08.00 WIB) dan sore hari (16.00-20.00 WIB) dikarenakan labilitas udara yang stabil (tidak ada massa udara naik) pada waktu-waktu tersebut

Kasi Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang Bambang Beny Setiadji menjelaskan, fenomena Asap sendiri diindikasikan dengan kelembapan yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara, mengurangi jarak pandang, beraroma khas, perih di mata, mengganggu pernafasan dan matahari terlihat berwarna oranye/merah pada pagi/sore hari.

“Hal ini berpotensi memburuk jika adanya campuran kelembapan yang tinggi (partikel basah/uap air) sehingga membentuk fenomena Kabut Asap (Smog) yang umumnya terjadi pada pagi hari,” katanya, Kamis (17/10).

Ia menambahkan, jarak Pandang Terendah pada pagi hari tanggal 17 Oktober 2019 berkisar hanya 600-1500 m dari jam 06.00-07.00 WIB dengan Kelembapan pada saat itu 89-92% dengan keadaan cuaca Asap (Smoke) yang tidak berdampak pada penerbangan di Bandara SMB II Palembang.

“Kondisi Asap masih tetap berpotensi terjadi di Sumsel dikarenakan wilayah-wilayah yang memiliki jumalah titik panas yang signifikan belum terpapar hujan yang cukup mengingat luas dan dalamnya lahan gambut yang terbakar,” ujarnya.

Hujan Sistem Konvektif berskala Meso (Mesoscale Convective System/MCS) diyakini dapat memadamkan titik-titik panas karhutbunla dikarenakan hujan yang diakibatkanya berlangsung lama dan biasanya terjadi pada malam hingga pagi hari

Pihaknya, menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menggunakan masker dan berhati-hati saat bertransportasi pada pagi hari (04.00-08.00 WIB) dan sore hari (16.00-20.00) seiring potensi adanya partikel udara kering di udara (asap) dan menurunnya jarak pandang, mengkonsumsi banyak air saat beraktifitas di luar rumah untuk menjaga kesehatan dikarenakan udara akan terasa lebih terik pada siang hari karena posisi matahari berada di ekuator (khatulistiwa).

“Kami tetap menghimbau untuk tidak melakukan pembakaran baik itu sampah rumah tangga maupun dalam pembukaan lahan pertanian/perkebunan dan tetap update peringatan dini cuaca ekstrim BMKG di aplikasi info BMKG di smartphone anda,” tutupnya.



Leave a Reply