- January 14, 2020
- Posted by: Misdi Misdi
- Category: Ekonomi, News, Teknologi
Smart Palembang – Pada Senin, 13 Januari 2020 dilakukan komunikasi kebijakan terkait perkembangan ekonomi Sumatera Selatan oleh Bank Indonesia kepada stakeholders yakni WUBI (Wirausaha Bank Indonesia) dan GenBI (Generasi Bank Indonesia). Pada pertemuan kali ini dibahas mengenai perekmbangan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan serta potensi pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) melalui pengembangan UMKM Go Digital dan UMKM Go Export.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III-2019 tercatat sebesar 5,67% atau tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnyakarena disebabkan oleh terbatasnya pertumbuhan ekonomi konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor luar negeri. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III-2019, lebih tinggi dibandingkan perekonomian Sumatera dan Nasional yang masing – masing tercatat sebesar 4,49% (yoy) dan 5,02% (yoy). Pertumbuhan ekonomi tersebut utamanya ditopang oleh pertumbuhan investasi yang tumbuh tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Dari sisi inflasi, inflasi Provinsi Sumatera Selatan tercatat pada level yang rendah dan terjaga sebesar 2,06% (yoy) di bulan Desember 2019, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Sumatera dan inflasi Nasional yang masing – masing memiliki nilai sebesar 2,25% (yoy) dan 2,72% (yoy).
Kinerja kredit Provinsi Sumatera Selatan di triwulan III-2019 tercatat sebesar 3,66% (yoy) atau melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 4,78% (yoy). Namun, kualitas kredit secara umum masih terjaga di bawah batas indikatif 5% baik untuk kredit korporasi maupun kredit konsumsi. Sektor pembiayaan terbesar masih didominasi oleh industri pengolahan yakni industri karet dan industri makanan/minimum dengan total nilai pangsa sebesar 18,8% terhadap total kredit secara keseluruhan.
Sementara itu, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Provinsi Sumatera Selatan tercatat sebesar 22,4% (yoy) dengan tingkat pertumbuhan yang melambat. Pada bulan November 2019, pertumbuhan kredit UMKM di Provinsi Sumatera Selatan tercatat sebesar 3,24% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,8% (yoy) dengan nilai NPL (Non Performing Loan) sebesar 4,92%.
Kinerja ekspor Provinsi Sumatera Selatan dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami perlambatan, hal ini terlihat dari pertumbuhan nilai ekspor yang semakin turun di tahun 2019. Pada triwulan III-2019, Sumatera Selatan tercatat memiliki nilai ekspor sebesar 1.004,38 juta USD dengan komoditas penyumbang ekspor terbesar berasal dari komoditas karet, pulp/kertas dan kopi. Di sisi lain, kinerja impor Sumatera Selatan didominasi oleh komoditas besi dan baja.
Sektor ekonomi pendorong investasi di Sumatera Selatan berasal dari sektor perkebunan, industri pengolahan, serta pertambangan dan penggalian. Total investasi PMDN (Pemilik Modal Dalam Negeri) tahun 2019 hingga triwulan III-2019 tercatat sebesar Rp9,3 triliun, sementara itu total investasi PMA (Pemilik Modal Asing) tercatat sebesar USD 570,2. Perkebunan kelapa sawit, industri pengolahan minyak sawit dan pertambangan batu bara merupakan sektor pendorong utama investasi di Provinsi Sumatera Selatan.
Sebagai upaya untuk dapat memajukan potensi ekspor Provinsi Sumatera Selatan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan mendorong pengembangan ekspor melalui pengembangan sektor perkebunan berupa komoditas kopi dan pengembangan perekonomian masyarakat melalui pengembangan sektor pariwisata.
Sumatera Selatan dapat memproduksi kopi sebesar 140.000 ton/ tahun dan memiliki lahan perkebunan kopi seluar 250.000 Ha. Suamatera Selatan menempati urutan tertinggi sebagai sebagai pengahsil kopi Sumatera. Upaya Bank Indonesia dalam pengembangan komoditas kopi sebagai potensi ekspor dilakukan melalui pengoperasioan Rumah Kopi Sumsel (RKS), pengenalan misi Rumah Kopi Sumsel kepada masyarakat dan pengembangan serta positioning Rumah Kopi Sumsel sebagai gerbang penjualan kopi dalam lingkup domestik maupun global.
Selain komoditas kopi, sektor pariwisata juga turut didorong oleh Bank Indonesia dalam rangka meningkatan pemasukan cadangan devisa negara melalui wisatawan asing dan menggerakan perekonomian masyarakat dari pengembangan pariwisata lokal. Beberapa lokasi pariwisata yang telah dan sedang dikembangkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan bersinergi dengan Pemerintah Daerah Provinsi Selatan diantaranya adalah Kampung Al-Munawar, Kampung Kapitan, Griya Kain Tuan Kentang dan Rumah Kopi Sumsel.
Dalam rangka menghadapi tantangan ke depan dan era digital, digitalisasi UMKM sudah mulai dikembangkan. Digitalisasi berpeluang besar untuk mendorong inklusivitas di Indonesia. Akses digitalisasi UMKM terbuka lebar melalui berbagai pemain fintech dan e-commerce. Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan mendorong UMKM untuk melakukan on boarding melalui program UMKM Go Digital dan UMKM Go Export.
Pengembangan UMKM tentunya tidak hanya terlepas dari aspek penggunaan teknologi saja, Bank Indonesia juga turut mendorong UMKM terutama yang bergerak di bidang hortikultura untuk dapat menerapkan pengelolaan yang baik dan ramah lingkungan diantaranya melalui implementasi metode smart farming yang mengkolaborasikan aplikasi teknologi digital, penggunaan metode organik pada pertanian, serta mengutamakan penggunaan lahan yang baik.
Pada tahun 2020 ini, diharapkan UMKM Provinsi Sumatera Selatan dapat berkembang dengan lebih baik lagi dengan melihat potensi dan peluang yang ada di masyarakat, mengoptimalkan produktivitas ekonomi melalui penerapan teknologi yang tepat dan unggul serta tetap memperhatikan perkembangan ekonomi yang berkelanjutan melalui penerapan teknologi ramah lingkungan.